Sabtu, 17 Januari 2015

Dishubkominfo Mengadakan Pelatihan Open Source untuk 200 orang guru

MELINDUNGI hasil karya anak bangsa merupakan salah satu fungsi pemerintah sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang nomor 19 tahun 2002 tentang hak cipta. Hal tersebut disampaikan Bupati Majalengka H. Sutrisno dalam sambutannya di acara “Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Open Sources Software “Manggoes” Bagi Guru TIK SMP, SMA, dan MA Negeri dan Swasta Se-Kabupaten Majalengka di aula gedung SKB belum lama ini.
“Penegakan hukum terhadap semua bentuk pelanggaran harus konsisten dilaksanakan tetapi tentunya pemerintah yang bijak bukan hanya bisa memberikan hukuman tetapi harus juga memberikan solusi terhadap indikasi-indikasi pelanggaran,” ujarnya.
Kegiatan Bintek ini menurut H. Sutrisno merupakan bentuk aktif pemerintah dalam mencarikan solusi pemecahan kepada masyarakat untuk senantiasa tidak melanggar aturan yang ada, khususnya dalam pemanfaatan perangkat lunak computer.
“Sistem operasi computer atau “OPERATION SYSTEM” adalah hasil buah karya seseorang yang keberadaan serta pemanfaatannya dilindungi oleh Undang-undang. Oleh karena itu penggunanya harus mendapat izin dari pemiliknya dengan cara membayar hak cipta, inilah yang dilakukan perusahaan software “MICROSOFT” sekarang,” paparnya.
Menurut H. Sutrisno, menindaklanjuti surat edaran Menpan nomor 1 tahun 2009 tentang imbauan kepada semua lembaga pemerintah untuk menerapkan Open Source Software serta deklarasi bersama “Gerakan Indonesia Go Open Sources (IGOS)” oleh empat Menteri yaitu Menteri Ristek, Menteri Kominfo, Menteri Hukum dan HAM serta Menteri Pendidikan yang ditanda tangani 30 Juni 2004, dimana poin yang harus menjadi perhatian kita adalah bahwa pada tahun 2012 ini semua lembaga pemerintah baik pusat maupun daerah harus sudah menerapkan OPEN SOURCE SOFTWARE sebagai bentuk dukungan dan tanggung jawab moril memberikan contoh kepada masyarakat luas.
“Ini baru permulaan ke depan tantangan untuk mengembangkan “MANGGOES” sungguh sangat banyak. “MANGGOES” bisa diibaratkan bayi yang baru lahir, dimana perlu penanganan serius untuk menjadikannya satu system operasi computer yang handal, terpercaya, mudah dan tentunya bebas biaya,” ujarnya.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten Majalengka Aeron Randi, AP,MP mengatakan, setidaknya ada empat yang sangat berpengaruh bagi kesuksesan program MANGGOES. Pertama, harus ada orang atau sekelompok orang atau lembaga yang menjadi publikator dalam rangka memberikan penjelasan serta pemahaman sekaligus transfer ilmu tentang memanfaatkan system operasi ini.
Kedua menurut Aeron harus terjadi komunikasi dua arah yang sinergis antara para penggiat Open Source dengan pihak birokrasi. “Faktor komunikasi inilah yang harus secara bertahap dibangun demi terciptanya satu pemahaman, satu pikiran serta satu tujuan guna dicapainya target sasaran bersama,” jelasnya.
Ketiga harus ada idealisme yang kuat dari para penggiat Open Source “Manggoes”. Dan ke empat ciptakan suasana serta event-event yang mendukung masyarakat untuk lebih nyaman dan aman dalam mengoperasionalkan system ini.
“Ini bisa diwujudkan misalnya dengan dibentuknya berbagai komunitas Open Source dari berbagai kalangan atau mungkin juga dibentuk semacam Helpdesk sehingga orang bisa bertanya kepada orang atau lembaga yang tepat,” terangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar